Koneksi Antar Materi pada Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak
Jasinvite.com | Koneksi Antar Materi pada Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak - Menjadi guru itu seperti menjelajahi hutan penuh misteri—penuh penemuan, tantangan, dan momen tak terduga. Sebagai calon Guru Penggerak, kita bukan hanya mengajar, tetapi juga menjadi pemandu dan inspirasi bagi siswa-siswa kita. Perjalanan ini mengajak kita untuk menyelami filosofi pendidikan yang kaya dan menerapkannya dalam keseharian kita.
Mengapa ini penting? Karena dengan memahami filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara, kita bisa menjadi guru yang lebih baik, yang mampu menciptakan perubahan positif bagi siswa kita. Bayangkan saja, seperti menemukan peta harta karun yang memandu kita menuju pendidikan yang lebih bermakna dan menyenangkan!
Daftar Isi
Jasinvite.com - Koneksi Antar Materi pada Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak |
Koneksi Antar Materi pada Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak
Peristiwa
Momen yang paling penting atau menantang bagi saya dalam proses pembelajaran Modul 1.1 hingga Modul 1.2 adalah pergeseran paradigma lama di mana guru bukan lagi sebagai penuntut tetapi sebagai penuntun. Ini bukan sekadar perubahan kecil, tapi sebuah revolusi yang mendalam. Kita ditantang untuk mengubah cara pandang kita terhadap pendidikan dan peran kita sebagai guru. Guru tidak lagi hanya menyampaikan materi, tetapi harus mampu menuntun peserta didik, memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman mereka.
Dalam Modul 1.1, saya belajar tentang filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yang menekankan pentingnya memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman peserta didik. Filosofi ini kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam Modul 1.2, di mana nilai-nilai dan peran Guru Penggerak diuraikan secara mendetail. Pemahaman ini sangat penting karena memberikan dasar yang kuat bagi kita untuk mengembangkan pendekatan pendidikan yang lebih holistik dan relevan dengan kebutuhan peserta didik saat ini.
Perasaan
Saat momen perubahan paradigma ini terjadi, saya merasa bahagia seperti menemukan barang berharga yang selama ini dicari. Memahami filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dengan penjelasan tentang cara menerapkan nilai dan peran Guru Penggerak pada Modul 1.2 membuat hati saya melambung tinggi. Rasanya seperti mendapatkan peta harta karun yang tersembunyi. Perasaan ini memberikan semangat baru dan motivasi untuk terus belajar dan mengembangkan diri sebagai Guru Penggerak.
Rasa bahagia ini juga diiringi dengan rasa syukur karena memiliki kesempatan untuk belajar dan berkembang. Saya merasa lebih yakin dan percaya diri dalam menjalankan peran saya sebagai guru. Perasaan ini mendorong saya untuk lebih proaktif dalam menerapkan nilai-nilai Guru Penggerak dalam aktivitas sehari-hari di sekolah, dan berbagi pengalaman serta pengetahuan ini dengan rekan-rekan guru lainnya.
Pembelajaran
Sebelum momen tersebut terjadi, saya berpikir bahwa pembelajaran berpusat pada guru, fokus pada nilai kognitif, dan peserta didik hanya sebagai objek pasif. Paradigma lama ini membuat proses belajar mengajar menjadi kaku dan kurang memberikan ruang bagi peserta didik untuk berkembang sesuai dengan potensi mereka. Guru sering kali menjadi satu-satunya sumber pengetahuan, dan peserta didik hanya menerima informasi tanpa banyak interaksi atau kesempatan untuk berpikir kritis.
Sekarang, saya berpikir bahwa pembelajaran harus berpusat pada siswa, menuntun mereka sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Peserta didik adalah subjek yang aktif dan dinamis, yang memiliki potensi untuk berkembang secara optimal jika diberikan kesempatan dan bimbingan yang tepat. Mengubah paradigma ini membuka cakrawala baru dalam cara saya mengajar. Saya mulai menerapkan pendekatan yang lebih interaktif, memberikan ruang bagi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, dan mendorong mereka untuk berpikir kritis dan kreatif.
Penerapan ke Depan (Rencana)
Untuk membantu menguatkan nilai-nilai dan peran saya sebagai Guru Penggerak, saya berencana menerapkan beberapa langkah konkret dan rutin. Pertama, menerapkan nilai-nilai Guru Penggerak dengan berpihak pada murid, berkolaborasi, melakukan inovasi, bersikap reflektif, dan mandiri. Ini berarti saya akan lebih fokus pada kebutuhan dan potensi setiap peserta didik, bekerja sama dengan rekan-rekan guru untuk mengembangkan metode pembelajaran yang inovatif, dan selalu melakukan refleksi diri untuk meningkatkan kualitas pengajaran.
Kedua, memperbaiki peran saya sebagai pemimpin pembelajaran, menjadi coach bagi guru lain, menggerakkan komunitas praktisi, mewujudkan kepemimpinan peserta didik, dan mendorong kolaborasi. Sebagai pemimpin pembelajaran, saya akan berusaha untuk menjadi teladan yang baik bagi peserta didik dan rekan-rekan guru. Saya akan berperan aktif dalam menggerakkan komunitas praktisi, berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan guru lain, serta mendorong peserta didik untuk mengambil peran aktif dalam kepemimpinan dan kolaborasi. Semua ini akan saya lakukan secara konsisten dan berkelanjutan.
Kesimpulan
Perjalanan menjadi Guru Penggerak memang penuh tantangan, tetapi dengan memahami filosofi Ki Hajar Dewantara dan menerapkan nilai serta peran yang sesuai, kita bisa menjadi cahaya bagi peserta didik kita. Seperti kata Ki Hajar Dewantara, "Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani." Di depan memberi teladan, di tengah membangun semangat, di belakang memberikan dorongan. Mari kita terus berjuang untuk menjadi guru yang tidak hanya mengajar, tetapi juga menginspirasi dan menuntun masa depan.
Gabung dalam percakapan