Koneksi Antar Materi 2.2 | Membangun Ekosistem Pendidikan Melalui Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE)

Koneksi antar materi Modul 2.2 mengintegrasikan pembelajaran sosial dan emosional untuk mendukung kesejahteraan psikologis dan akademis siswa.

Jasinvite.com | Koneksi Antar Materi 2.2 | Membangun Ekosistem Pendidikan Melalui Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) - Hi, Kawan  Jasinvite, dalam era pendidikan modern, fokus pembelajaran tidak lagi semata-mata pada pengembangan kemampuan kognitif siswa, melainkan juga pada penguatan keterampilan sosial dan emosional. Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) bukan hanya instrumen tambahan, melainkan fondasi utama yang memengaruhi kesuksesan akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) siswa. Sebelumnya, banyak dari kita, termasuk saya, menganggap bahwa kompetensi sosial emosional akan terbentuk secara alami seiring bertambahnya usia anak. Sehingga, dalam proses pembelajaran, perhatian lebih difokuskan pada penyampaian materi akademis tanpa mempertimbangkan kesiapan emosional siswa. Namun, setelah mendalami PSE, saya menyadari bahwa pembelajaran berbasis sosial emosional harus dilakukan secara aktif dan terstruktur, untuk memastikan siswa memiliki kesiapan mental yang baik sebelum mereka menyerap materi akademik.

Daftar Isi

Jasinvite.com -  Koneksi Antar Materi 2.2  Membangun Ekosistem Pendidikan Melalui Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE)
Jasinvite.com -  Koneksi Antar Materi 2.2  Membangun Ekosistem Pendidikan Melalui Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE)

Koneksi Antar Materi 2.2 | Membangun Ekosistem Pendidikan Melalui Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE)

Mengubah Paradigma tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional

Sebelum mempelajari modul ini, fokus saya sebagai seorang pendidik lebih condong pada pencapaian hasil akademis. Asumsi bahwa kompetensi sosial dan emosional siswa akan terbentuk seiring waktu membuat saya kurang menyadari pentingnya proses pengajaran yang menyentuh aspek emosional mereka. Setelah mempelajari modul PSE, saya melihat perubahan yang signifikan dalam pandangan saya terhadap pendidikan. Pembelajaran sosial emosional perlu diterapkan secara sistematis untuk memahami kesiapan, fokus, dan ketertarikan siswa dalam mengikuti pelajaran. Hal ini memberikan panduan bahwa pengembangan sosial emosional siswa harus berjalan seiring dengan pengajaran akademik, bukan sebagai elemen terpisah.

Tiga Pilar Utama Pembelajaran Sosial dan Emosional

Pembelajaran sosial dan emosional memiliki tiga elemen penting yang harus diintegrasikan dalam setiap aspek pendidikan: Lima Kompetensi Sosial Emosional, Kesadaran Penuh (Mindfulness), dan Kesejahteraan Psikologis (Well-being). Ketiga elemen ini membentuk dasar penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, inklusif, dan mendukung perkembangan holistik siswa.

Lima Kompetensi Sosial dan Emosional:

Kesadaran Diri: Kemampuan untuk mengenali dan memahami perasaan, emosi, serta nilai-nilai yang memengaruhi tindakan. Kesadaran diri memungkinkan siswa untuk memahami kekuatan pribadi dan emosional mereka, serta bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari.

Kesadaran SosialPemahaman terhadap perspektif orang lain, terutama mereka yang berasal dari latar belakang budaya, agama, atau sosial yang berbeda. Ini membantu dalam membangun empati dan kerjasama yang baik dalam kelompok sosial yang lebih luas.

Manajemen DiriMengelola emosi, stres, dan perilaku secara efektif dalam berbagai situasi untuk mencapai tujuan pribadi maupun kelompok. Kemampuan ini termasuk pengelolaan stres dan disiplin diri.

Keterampilan BerelasiKeterampilan untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang sehat dan suportif, serta kemampuan untuk berkomunikasi dan bekerjasama secara efektif.

Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab : Kemampuan untuk mengambil keputusan yang baik dan bertanggung jawab dengan mempertimbangkan standar etis dan keamanan. Siswa diajarkan untuk menganalisis konsekuensi dari berbagai tindakan mereka.

Kesadaran Penuh (Mindfulness) : Kesadaran penuh atau mindfulness menjadi salah satu pendekatan penting dalam penguatan lima kompetensi sosial dan emosional ini. Praktik mindfulness memungkinkan siswa untuk hadir sepenuhnya dalam momen saat ini tanpa menghakimi, sehingga mereka dapat mengelola stres, meningkatkan fokus, dan menjadi lebih siap untuk belajar. Teknik seperti metode STOP (Stop, Take a breath, Observe, Proceed) dapat digunakan untuk melatih mindfulness ini.

Kesejahteraan Psikologis (Well-being): Kesejahteraan psikologis adalah keadaan di mana individu memiliki sikap positif terhadap diri sendiri, mampu mengatur tingkah laku mereka, menciptakan tujuan hidup yang bermakna, dan membangun lingkungan yang mendukung. Pendidikan yang mengintegrasikan kesejahteraan psikologis akan menghasilkan siswa yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga bahagia dan sehat secara emosional.

Integrasi Pembelajaran Sosial dan Emosional dengan Modul-Modul Sebelumnya

Pembelajaran sosial dan emosional tidak dapat berdiri sendiri. Modul-modul sebelumnya memberikan pemahaman mendalam mengenai bagaimana PSE dapat diintegrasikan dengan filosofi pendidikan serta visi seorang pendidik yang lebih luas. 

Kaitannya dengan Filosofi Ki Hajar Dewantara (KHD)

PSE sejalan dengan filosofi KHD, yang menekankan pada pentingnya kesejahteraan dan kenyamanan siswa selama proses belajar. Guru dituntut untuk menuntun kodrat anak menuju keselamatan tertinggi, yang hanya dapat dicapai dalam suasana belajar yang aman dan menyenangkan.

Nilai dan Peran Guru Penggerak

Dalam PSE, peran guru sebagai pemimpin pembelajaran ditekankan. Dengan mengelola emosi mereka sendiri dan memahami emosi siswa, guru dapat lebih efektif dalam menumbuhkan nilai-nilai kemandirian, kolaborasi, dan pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Visi Guru Penggerak

PSE mendukung pencapaian visi guru penggerak dengan mengajarkan kesadaran diri, manajemen diri, dan keterampilan berelasi yang bertanggung jawab. Kompetensi ini penting untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

Budaya Positif

Pembelajaran sosial emosional membantu menciptakan budaya kelas yang positif dengan menumbuhkan kesadaran diri dan pengendalian emosi di antara siswa, sehingga mereka dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran sosial emosional memungkinkan guru untuk lebih memahami perasaan dan kebutuhan murid, serta menyesuaikan pendekatan pembelajaran sesuai dengan profil, minat, dan kesiapan siswa, sehingga dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran berdiferensiasi.

Kesimpulan

Pembelajaran Sosial dan Emosional merupakan pilar penting dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada pencapaian akademis, tetapi juga kesejahteraan psikologis dan emosional siswa. Melalui integrasi lima kompetensi sosial emosional, praktik mindfulness, dan penekanan pada well-being, kita dapat membentuk generasi pelajar yang lebih tangguh, empatik, dan mampu menghadapi tantangan masa depan dengan kesiapan yang lebih baik. 

Perubahan yang perlu diterapkan di kelas dan sekolah juga penting. **Untuk murid**, mereka harus diberikan kesempatan untuk melatih dan merefleksikan kompetensi sosial emosional melalui kegiatan yang responsif dan relevan dengan perkembangan mereka. **Untuk teman sejawat**, guru harus menjadi teladan dalam menerapkan PSE serta membangun kolaborasi untuk menciptakan ekosistem belajar yang saling mendukung dan memajukan kesejahteraan seluruh komunitas sekolah.

Baca juga :
Media Informasi Pendidikan, Lifestyle, Design dan Teknologi