Literasi Digital yang Harus Dimiliki Guru di Era AI dan Koding
Jasinvite.com | Literasi Digital yang Harus Dimiliki Guru di Era AI dan Koding - Hai Kawan Jasinvite. Teknologi berkembang dengan sangat cepat, dan dunia pendidikan pun ikut berubah. Kini, Artificial Intelligence (AI) dan koding bukan lagi sesuatu yang jauh dari keseharian kita. Di Indonesia, tren AI dan pemrograman mulai merambah ke dunia pendidikan, namun masih banyak guru yang merasa kesulitan karena tidak memiliki kompetensi khusus dalam bidang ini.
Lalu, apakah seorang guru harus menjadi ahli koding dan AI? Tidak juga. Namun, memiliki literasi digital yang cukup akan membantu guru dalam menghadapi perubahan zaman dan menciptakan pengalaman belajar yang lebih baik bagi siswa. Mari kita bahas keterampilan digital yang harus dimiliki guru saat ini.
Daftar Isi
![]() |
Jasinvite.com - Literasi Digital yang Harus Dimiliki Guru di Era AI dan Koding |
Literasi Digital yang Harus Dimiliki Guru di Era AI dan Koding
Memahami Dasar-Dasar AI dalam Pendidikan
AI bukan hanya tentang robot atau teknologi canggih di industri besar. AI kini telah masuk ke dunia pendidikan dalam berbagai bentuk, mulai dari chatbot pembelajaran, sistem penilaian otomatis, hingga aplikasi pembantu mengajar seperti Google Gemini dan ChatGPT. Guru yang memahami konsep AI dapat memanfaatkannya sebagai alat bantu, bukan sebagai ancaman.
Misalnya, AI dapat membantu guru dalam membuat soal otomatis, menganalisis kebutuhan belajar siswa, atau memberikan rekomendasi materi yang sesuai dengan perkembangan siswa. Dengan memahami cara kerja AI, guru dapat lebih kritis dalam menggunakannya, sehingga tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga bisa mengarahkannya sesuai kebutuhan pendidikan.
Koding: Perlukah Guru Bisa Ngoding?
Banyak yang berpikir bahwa koding hanya untuk mereka yang bekerja di bidang IT. Faktanya, koding kini menjadi keterampilan dasar yang diajarkan sejak dini di banyak negara. Bagi guru, memahami dasar koding bukan berarti harus menjadi programmer, tetapi lebih kepada bagaimana cara berpikir logis dan sistematis dalam menyelesaikan masalah.
Dengan menguasai konsep koding sederhana, guru dapat mengajarkan siswa tentang computational thinking—cara berpikir yang mengajarkan bagaimana memecahkan masalah secara efektif. Banyak platform seperti Scratch, Code.org, dan Blockly yang memungkinkan guru mengajarkan koding dengan cara yang menyenangkan tanpa harus memahami bahasa pemrograman yang kompleks.
- Tips Mudah Belajar Secara Efektif dan Efisien
- Tips Agar Hidup Tenang dan Bahagia
- Memperbaiki Hubungan Setelah Perselingkuhan
- Memahami Perbedaan Orang Baik dan People Pleaser
- Sikap Dewasa Yang Harus Dipersiapkan Saat Menikah
- Bagaimana Jika Kita Salah Menikah?
- Perbedaan Antara Kebaikan Pribadi dan Penyesuaian Diri
Mampu Menggunakan dan Memanfaatkan Alat Digital
Saat ini, berbagai platform digital berbasis AI dan koding semakin banyak digunakan dalam pembelajaran. Guru harus memiliki keterampilan dalam menggunakan berbagai aplikasi seperti Canva, Google Sites, Learning Management System (LMS), hingga aplikasi koding sederhana. Dengan begitu, mereka dapat menciptakan materi ajar yang lebih menarik dan interaktif.
Misalnya, dengan AI, guru bisa membuat presentasi yang lebih menarik hanya dalam hitungan menit. AI juga bisa digunakan untuk memberikan feedback otomatis kepada siswa, sehingga guru bisa lebih fokus pada aspek pedagogis daripada hanya melakukan koreksi manual.
Memahami Etika Digital dan Keamanan Data
Selain keterampilan teknis, guru juga perlu memahami etika digital, terutama dalam penggunaan AI dan koding di dunia pendidikan. Tidak semua informasi yang dihasilkan oleh AI bisa langsung digunakan, dan tidak semua platform digital aman untuk siswa.
Guru harus bisa membimbing siswa tentang keamanan data, bagaimana cara menggunakan AI dengan etis, dan memahami batasan penggunaannya dalam proses belajar mengajar. Dengan begitu, siswa tidak hanya pintar secara teknologi, tetapi juga memiliki kesadaran digital yang baik.
Kesimpulan
Literasi digital bagi guru di era AI dan koding bukan berarti harus menjadi ahli dalam bidang tersebut, tetapi lebih kepada bagaimana memanfaatkannya untuk mendukung proses pembelajaran. Guru yang memiliki pemahaman dasar tentang AI, koding, dan alat digital lainnya akan lebih siap dalam menghadapi tantangan pendidikan di masa depan.
Jadi, daripada melihat teknologi sebagai ancaman, mari melihatnya sebagai peluang untuk berkembang dan menciptakan pengalaman belajar yang lebih baik bagi siswa. Karena pada akhirnya, guru bukan hanya seorang pengajar, tetapi juga pembelajar sepanjang hayat.
Gabung dalam percakapan