Kualitas Guru Menurun, Terlena Akan Pengabdian
Jasinvite.com | Kualitas Guru Menurun, Terlena Akan Pengabdian - Jika kita berbicara tentang dunia pendidikan maka hal pertama yang menjadi perhatian utama saat ini adalah guru. Dimana ada ilmu dan pendidikan maka disitu kita pasti menemukan peran seorang guru dalam mendatangkan ilmu yang dapat mendidik pribadimu di setiap waktu.
Seperti yang kita ketahui bersama dan bukan menjadi sebuah rahasia umum lagi bahwa guru merupakan barisan garda terdepan dalam proses perkembangan dan kemajuan kualitas pendidikan di setiap kawasan wilayah, daerah kabupaten/kota, provinsi, hingga dalam suatu Negara secara umum.
Perlu diketahui juga bahwa saat ini peran guru sebagian besar di isi oleh tenaga guru honorer yang terbagi diberbagai jenjang pendidikan, mulai pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah pertama, hingga tingkat pendidikan sekolah menengah atas.
Jasinvite.com - Kualitas Guru Menurun, Terlena Akan Pengabdian |
Kualitas Guru Menurun, Terlena Akan Pengabdian
Dapatkah kita mengetahui seberapa banyak jumlah guru honorer yang ada di negeri ini? Berapa lama mereka mengabdi dengan penuh dedikasi? Apakah kesejahteraan mereka sudah diperhatikan tanpa harus merasa tertekan? Tentu perihal ini menjadi sebuah tanda tanya besar dibenak kita yang peduli terhadap nasib para guru dengan dedikasi penuh terhadap pendidikan di negeri ini yang sampai sekarang masih menyandang status tenaga guru honorer.
Tidak selesai hanya sampai disitu, dunia pendidikan negeri ini juga memiliki sebuah titik perhatian di bidang sistem pendidikan. Mulai dari sistem kurikulum satuan pendidikan, hingga administrasi pendidikan yang harus dilaksanakan oleh setiap guru di instansi pendidikan. Sehingga kualitas kinerja guru akan sangat di uji ketika memenuhi semua tuntutan kewajiban seorang pendidik dalam menjalankan tugas dengan penuh dedikasi.
Mengingat catatan angka jumlah guru honorer di Indonesia yang sangat besar, terdapat kesenjangan yang terjadi di masing-masing instansi pendidikan di setiap daerah kabupaten/kota, provinsi hingga pemerintah pusat. Saat ini pemerintah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota hingga provinsi telah meminimalisir masalah kesenjangan jumlah guru yang terjadi di setiap instansi pendidikan.
Melalui Surat Keputusan Kepala Daerah, Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota telah berusaha memastikan tidak akan ada lagi sekolah yang tercatat kekurangan guru dan di sisi lain malah kelebihan guru sehingga terjadi kesenjangan tata kelola kepegawaian. Jika hal itu masih ditemukan dipastikan akan ada rotasi guru yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota yang dapat disampaikan melalui Surat Keputusan dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota dimana kesenjangan guru tersebut di temukan.
Baca juga :
Portofolio Digital Guru di Era 4.0
Kabar gembira hadir untuk seluruh Guru honorer di tanah air pada awal tahun 2021 yang lalu telah dibuka seleksi ASN PPPK guru untuk formasi 2021. Ini merupakan sebuah tanggapan positif yang diberikan oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan kesejahteraan guru honorer agar mendapatkan hak sesuai dengan kewajiban yang dilaksanakan.
Sebelum keputusan resmi diadakannya seleksi ASN PPPK guru dilaksanakan, diketahui terdapat beberapa tuntutan yang masih perlu ditinjau ulang pemerintah untuk merealisasikan tuntutan tersebut. Salah satu tuntutan yang berat direalisasikan oleh pemerintah adalah adanya tuntutan di angkatnya tenaga guru honorer menjadi ASN PPPK guru tanpa melalui seleksi tes kompetensi dan hanya memperhitungkan lama pengabdian sebagai guru honorer. Namun hal ini bertentangan dengan tujuan pemerintah yang menghendaki pengadaan Aparatur Sipil Negara yang berkualitas. Jika ASN PPPK guru hanya diangkat dengan memperhitungkan masa pengabdian maka tujuan pemerintah tersebut tidak akan terwujud sesuai ketentuan peraturan menteri pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi ( Permen PAN-RB) yang telah ditetapkan.
Dalam setiap pekerjaan seorang guru tentunya akan ada sebuah tanggung jawab yang harus di emban demi tercapainya sebuah tujuan sebagai bukti kualitas kinerja diri dan dedikasi kepada dunia pendidikan. Mengingat banyaknya tanggung jawab yang di hadirkan sistem pendidikan negeri ini, sebagai seorang tenaga pendidik di satuan pendidikan terlepas dari "Apakah kita sudah menjadi ASN PPPK guru yang sudah lulus?" Maupun kita yang hanya masih berstatus guru honorer.
Status kepegawaian bukan perihal yang dapat di jadikan sebuah alasan untuk kita bermalas-malasan, mungkin kita pernah menemukan kasus demikian, bahkan orang tersebut adalah rekan kerja kita di satu instansi pendidikan. Sebagian dari mereka hanya bekerja untuk memenuhi beban kerja dalam seminggu tanpa memperhatikan kewajiban lain yang berhubungan dengan administrasi pendidikan di instansi pendidikan.
Baca juga :
PGP dan Krisis Jabatan Kepala Sekolah
Untuk membuktikan kualitas kinerja dan dedikasi kita terhadap dunia pendidikan hendaknya kita tetap mempertahankan tanggung jawab tanpa melihat status kepegawaian sebagai bukti dedikasi yang tinggi kepada negeri ini.
Dari banyaknya permasalahan yang ada di negeri ini, masalah guru honorer menjadi salah satu dari beberapa permasalahan yang memiliki perhatian khusus oleh pemerintah saat ini sehingga walaupun banyak tuntutan dari berbagai pihak terkait, pemerintah tetap siap siaga memberikan tanggapan positif dalam merealisasikan tuntutan dari berbagai pihak terkait kesejahteraan guru honorer. Salah satu bukti nyata yakni tercatat ratusan ribu NIP ASN PPPK guru yang telah terbit di seluruh penjuru negeri dan terbagi di berbagai instansi pendidikan di setiap daerah Kabupaten/Kota hingga pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.
Sebelumnya pemerintah melalui Surat Keputusan Kepala Daerah juga telah membuktikan kepedulian terhadap kesejahteraan para tenaga guru honorer yang ada di setiap daerah dengan memberikan insentif tambahan di luar gaji guru honorer yang di telah dibayarkan melalui anggaran Bantuan Operasional Sekolah.
Sekarang ini yang menjadi problem internal setiap Guru di seluruh negeri adalah bagaimana menjawab tantangan terkini untuk mempertahankan kualitas diri bukan bersembunyi dibalik jasa abdi yang malah membuat kualitas kinerja diri jadi merugi." **
Gabung dalam percakapan